Penggunaan Alat Bantu Mobilisasi Pasien Tirah Baring untuk Meningkatkan Efektivitas Mobilisasi Dini dan Pencegahan Luka Tekan

Mobilisasi pasien di ICU menjadi tantangan utama karena risiko komplikasi dan keterbatasan peralatan medis yang digunakan. Menurut penelitian Nydahl et al. (2014) mobilitas dini pada pasien yang menggunakan ventilator di ICU dapat mengurangi durasi ventilasi mekanis dan durasi rawat inap, serta meningkatkan hasil jangka panjang seperti kualitas hidup. 

Proses mobilisasi pasien di ICU sering kali membutuhkan tenaga fisik yang besar dari perawat, terutama saat mengangkat atau memindahkan pasien yang terhubung dengan berbagai peralatan medis seperti ventilator. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera dan kelelahan bagi perawat. Studi oleh Hashem et al. (2016) menyimpulkan perlunya alat bantu yang ergonomis dan efektif untuk membantu perawat dalam mobilisasi pasien ICU.

Penggunaan alat bantu yang tepat dapat mengurangi beban kerja fisik perawat, meningkatkan efisiensi dalam prosedur mobilisasi, serta mengurangi risiko cedera dan kelelahan. Misalnya, penggunaan lift pasien yang dilengkapi dengan sensor dan sistem manuver yang lebih mudah dapat membantu perawat dalam memindahkan pasien dengan aman.

Menurut Adler dan Malone (2012) penggunaan alat bantu teknologi dapat memfasilitasi mobilisasi yang lebih dini dan sering pada pasien ICU, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil klinis termasuk mencegah luka tekan pada pasien intensif.

Pentingnya integrasi alat bantu dengan sistem perawatan yang ada serta pelatihan yang memadai bagi perawat dalam menggunakan teknologi ini secara efektif. Studi oleh Kayambu et al. (2013) menunjukkan bahwa pelatihan yang baik untuk perawat dan implementasi protokol mobilisasi dini dapat memperbaiki hasil pasien secara signifikan.

Dengan mempertimbangkan latar belakang ini, diperlukan pengembangan program inovasi yang mengintegrasikan alat bantu yang mempermudah perawat dalam mobilisasi pasien ICU tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi dan keselamatan perawatan, tetapi juga dapat meningkatkan hasil klinis bagi pasien secara keseluruhan.

TUJUAN

  • Menjadikan alat bantu mobilisasi untuk mencegah terjadinya cidera tekan pada pasien tirah baring
  • Memberikan kemudahan bagi perawat dalam melakukan mobilisasi dan mempertahankan posisi pasien mantap selama mobilisasi
  • Mengurangi durasi penggunaan ventilator dan durasi rawat inap, serta meningkatkan hasil jangka panjang seperti kualitas hidup.

METODOLOGI

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan: 

  • What: membuat alat bantu mobilisasi pasien menggunakan kain yang bersifat tahan air dan mudah dibersihkan
  • Who: Monitoring program inovasi akan dilaksanakan oleh tim 
  • When: selama periode Juli – September 2024
  • Where: program inovasi akan dilaksanakan di ICU Dewasa, ICU luka bakar, HCU luka bakar Gedung kanigara
  • Why: Inovasi dalam pengembangan alat bantu mobilisasi pasien merupakan langkah penting yang perlu dilakukan karena dapat mengatasi beberapa tantangan utama dalam perawatan pasien, terutama di unit perawatan intensif (ICU). Penggunaan alat bantu mobilisasi yang terbuat dari bahan kain tahan air diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam proses mobilisasi pasien dengan meminimalkan risiko cedera bagi staf medis, memungkinkan, serta mendukung upaya untuk meningkatkan mobilitas dini pasien ICU, serta mencegah terjadinya luka tekan. Selain itu, inovasi ini juga dapat membantu mengurangi biaya perawatan dan waktu yang dibutuhkan dalam proses mobilisasi, sambil meningkatkan pengalaman dan kenyamanan pasien selama masa pemulihan mereka di ICU.
  • How: Tahap pertama akan melibatkan analisis mendalam terhadap kebutuhan pengguna dan tantangan saat ini dalam mobilisasi pasien di ICU. Ini akan mencakup pemetaan proses mobilisasi yang ada, identifikasi area untuk perbaikan, dan merumuskan tujuan spesifik untuk pengembangan alat bantu baru. Tim multidisiplin yang terdiri dari perawat dan dokter akan bekerja sama untuk mengembangkan konsep-konsep awal alat bantu mobilisasi. Dimulai dengan brainstorming, penggambaran sketsa, dan evaluasi terhadap setiap desain untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan klinis dan ergonomi. Desain yang terpilih akan diterjemahkan menjadi prototipe fisik yang dapat diuji secara praktis. Proses ini mencakup pemilihan bahan kain yang sesuai (tahan air dan mudah dibersihkan), integrasi mekanisme pengamanan, dan pengoptimalan untuk kenyamanan dan keamanan pasien.

Inspirasi design alat bantu mobilisasi

  • Prototipe akan diuji secara ekstensif dalam lingkungan simulasi yang sesuai dengan kondisi ICU. Pengujian ini akan mencakup evaluasi terhadap kekuatan, keamanan, kenyamanan, serta kemudahan penggunaan oleh staf medis.
  • Berdasarkan hasil pengujian, prototipe akan dimodifikasi dan diperbaiki untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi. Proses ini dapat melibatkan perubahan desain untuk memastikan bahwa alat bantu memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang diinginkan.
  • Setelah pengembangan selesai, alat bantu akan diimplementasikan dalam praktik ICU dengan menyelenggarakan pelatihan kepada staf medis tentang penggunaan yang benar dan efektif. Evaluasi lanjutan akan dilakukan untuk memantau dampaknya terhadap proses mobilisasi pasien dan hasil klinis.
  • Langkah terakhir adalah evaluasi jangka panjang terhadap penggunaan alat bantu mobilisasi pasien dengan kain. Ini melibatkan pengumpulan data tentang efektivitas, kepuasan pengguna, dan dampaknya terhadap pemulihan pasien di ICU.

Hasil Inovasi

Selama periode bulan Oktober sampai dengan November 2024 telah dilakukan penerapan alat bantu mobilisasi miring kanan miring kiri terhadap beberapa pasien dan dilakukan pengamatan terhadap 3 pasien tirah baring yang dirawat di ICU dewasa dan Luka Bakar yang menggunakan alat bantu mobilisasi miring kanan kiri secara intensif setiap hari selama perawatan untuk mencegah terjadinya luka tekan dan membantu perawat dalam merubah posisi pasien. 

Kasus 1

Pasien Pasien 1 pasien dengan Descending Necrotizing Mediatinis dengan empiema kiri dirawat dari tanggal 27 september – 18 November 2024, dilakukan pemasangan alat bantu mobilisasi miring kanan-kiri selama bulan november 2024 dan tidak terdapat luka tekan pada area tonjolan tulang di tubuh pasien. Pasien dapat dipertahankan posisi miring mantab selama 2 jam tanpa melorot.

Kasus 2

Pasien dengan luka bakar 50% derajat II dan III, dirawat dari tanggal 30 novemver 2024 – 4 november 2024 dan dilakukan pemasangan alat bantu miring kanan-kiri dan tidak tampak ada luka tekan pada kulit pasien, dan dapat miring mantab selama 1 jam penuh tanpa berubah posisi.

Kasus 3

Pasien dengan penurunan kesadaran dirawat yang dirawat di ICU dewasa dari tanggal  23/10/2024 sampai dengan 1/11/2024. Dilakukan penggunaan alat bantu mobilisasi miring kanan kiri selama 7 hari (selama dilakukan perawatan di ICU) dan pasien tidak menunjukkan adanya luka tekan. 

Hasil menunjukkan setelah penggunaan alat bantu mobilisasi miring kanan kiri selama perawatan tidak ditemukan adanya luka tekan pada ketiga pasien yang dirawat di ICU baik di ICU dewasa maupun di ICU luka bakar. Alat bantu miring kanan-kiri ini juga memudahkan perawat dalam melakukan miring kanan dan miring kiri pada pasien tirah baring. 

Dengan menggunakan alat bantu mobilisasi miring kanan/kiri ini pasien tidak membutuhkan bantuan beberapa bantal untuk menyanggah agar pasien tidak merosot atau berubah posisi. Cukup dengan menggunakan 1 buah bantal yang ditempatkan diantara kaki agar tidak menyebabkan tekanan, biasanya membutuhkan bantuan beberapa bantal untuk menyokong posisi pasien agar tidak berubah dan bertahan selama perubahan posisi, dimana penggunaan bantal ini membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup agar tidak berantakan. Sedangkan dengan alat bantu ini hanya 1 lembar alat berbahan terpal dengan ukuran 50 cm x 120 cm yang dapat dilipat dan disimpan di meja pasien. Alat bantu ini terbuat dari bahan terpal licin yang mudah dibersikan dengan di lap dan tidak menyerap air, sehingga tidak menjadi alat yang dapat menyimpan kuman. Harga untuk 1 buah alat bantu miring kanan/kiri Rp. 120.000,- dan saat ini baru tersedia 3 buah alat bantu miring kanan kiri. 

Manfaat

Penggunaan alat bantu mobilisasi miring kanan kiri yang diterapkan pada pasien tirah baring di ICU maupun di luka bakar dapat mencegah terjadinya luka tekan atau membantu luka tekan agar tidak menjadi dalam sehingga proses penyebuhan luka dapat terjadi. 

Hambatan

  • Jumlah alat bantu saat ini masih terbatas untuk diterapkan di ruang ICU dewasa dan luka bakar
  • Alat yang digunakan cenderung kaku dan agak panas, sehingga perlu diberikan pengalas berupa stik laken atau underpad agar tidak langsung kontak dengan kulit pasien

KESIMPULAN DAN SARAN 

Kesimpulan

Program inovasi penggunaan alat bantu miring kanan-kiri sebagai alat bantu melakukan mobilisasi miring kanan dan miring kiri dapat mencegah terjadinya luka tekan pada pasien tirah baring serta dapat mencegah kerusakan kulit yang lebih lanjut pada kulit yang sudah mengalami luka tekan. Adapun biaya pembuatan tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan harus menyediakan 4 atau 5 bantal untuk membantu melakukan mobilisasi miring pada pasien tirah baring, dan tidak membutuhkan tempat atau ruangan khusus untuk penyimpanan. 

Saran

Program inovasi ini dapat dilanjutkan untuk digunakan di area perawatan intensif atau ruang rawat dengan pasien tirah baring yang sulit untuk melakukan miring kanan kiri secara mandiri.

Referensi

Adler, J., & Malone, D. (2012). Early mobilization in the intensive care unit: a systematic review. Cardiopulmonary physical therapy journal23(1), 5–13.

Hashem, M. D., Nelliot, A., & Needham, D. M. (2016). Early Mobilization and Rehabilitation in the ICU: Moving Back to the Future. Respiratory care61(7), 971–979. https://doi.org/10.4187/respcare.04741

Kayambu, G., Boots, R., & Paratz, J. (2013). Physical therapy for the critically ill in the ICU: a systematic review and meta-analysis. Critical care medicine41(6), 1543–1554. https://doi.org/10.1097/CCM.0b013e31827ca637

Nydahl, P., Ruhl, A. P., Bartoszek, G., Dubb, R., Filipovic, S., Flohr, HJ., Kaltwasser, A., Rothaug, O., Schuchhardt, D., Schwabbauer, N., Needham, D. (2014). Early Mobilization of Mechanically Ventilated Patients: A 1-Day Point-Prevalence Study in Germany. Critical Care Medicine, 42(5), 1178-1186. DOI: 10.1097/CCM.0000000000000149